Harga Kebutuhan Pokok Pekan ini di Seputaran Pasar Bireuen : Beras Rp.........Minyak Goreng Rp.......Gula Pasir Rp.........Cabe Merah Rp.........Bawang Merah Rp........Bawang Putih Rp...........

Jumat, 17 Februari 2012

PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI



PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI

Pendahuluan

Pembangunan, secara spesifik, merupakan proses yang bertujuan untuk memperkuat masyarakat dan keluarganya di semua lokasi sesuai dengan usahanya, agar lebih baik, lebih menguntungkan, lebih sejahtera, mandiri, terampil, dinamis, efisien dan professional dengan lingkungan yang terpelihara dan lestari. Terkait dengan proses pembangunan pertanian khususnya pembangunan sumberdaya manusia maka perlu dilakukan upaya pemberdayaan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah paradigma pembangunan yang berkeadilan di mana arah pembangunan berpusat pada rakyat sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas ke arah kemandirian. Dalam pemberdayaan masyarakat, sangat diperlukan peranserta aktif masyarakat. Dalam paradigma ini peran individu bukan sebagai obyek melainkan sebagai pelaku (subyek) yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumberdaya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya.

Peranan Penyuluh Pertanian dalam Membentuk Kelompok Tani

Peranan penyuluh pertanian sangat strategis dalam memfasilitasi pemberdayaan masyarakat. Strategi yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan melakukan penguatan kelembagaan yang merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memberdayakan masyarakat petani agar mau dan mampu secara mandiri berperan serta dalam pengelolaan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok tani mandiri. Dengan pendekatan kelompok tani yang mandiri banyak manfaat yang akan dipetik oleh masyarakat. Pendekatan kelompok yang “mandiri” dianggap penting karena disini masyarakat dibina untuk berkelompok yaitu agar mereka memiliki wadah untuk berorganisasi dan bersosialisasi. Kelompok ini akan berfungsi sebagai kelas belajar, wahana bekerjasama, dan unit produksi.

Tidak semua masyarakat petani mempunyai keinginan untuk membentuk kelompok. Hal ini tergantung pada tingkat kebutuhan para petani tersebut. Untuk itu sebelum mengajak para petani agar mau membentuk kelompok, terlebih dahulu para penyuluh perlu memahami karakteristik masyarakat setempat (local specific). Pemahaman terhadap masyarakat merupakan awal dari keseluruhan kegiatan penyuluhan. Tanpa adanya pemahaman terhadap masyarakat yang akan diberdayakan, sangat sulit bagi penyuluh pertanian untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan.

Dalam upaya mengajak petani agar memiliki wadah kerjasama (kelompok), menurut pendapat dua orang ahli komunikasi, di mana pendapat keduanya dapat pula diterjemahkan ke dalam konteks penyuluhan. Knapp dan Vangelisti (1992) dalam Interpersonal Communication and Human Relationship menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) tahapan agar proses hubungan antar manusia dapat menuju pada tahap kebersamaan/penyatuan. Apabila kebersamaan ini diterjemahkan atau diperluas dalam arti kelompok, maka tahapan-tahapan tersebut dapat menjadi suatu proses bagi aktivitas tugas penyuluh pertanian dalam membentuk dan mengembangkan suatu kelompok masyarakat. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Tahap Memulai (Initiating),

merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang dilakukan oleh penyuluh pertanian dalam menginformasikan dan memperkenalkan “apa sebenarnya kelompok itu”, “apa keuntungan dan kerugian bekerja dalam kelompok”, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar petani sadar (aware) dan tergugah minatnya (interest) dan terbuka wawasannya (understanding). Tahap ini sangat berkaitan dengan persepsi dan kesan para petani terhadap informasi yang disampaikan kepada mereka sehingga diperlukan kecermatan dan kehatian-hatian dalam mengemas dan menyampaikan infomasi. Informasi harus menyentuh dan diharapkan mampu menjawab keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pada tahap ini, selain kemasan pesan yang tepat dan benar, sosok sang penyuluhpun dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelompok. Untuk itu, penyuluh pertanian harus dapat menampilkan diri sebagai sosok yang dapat dipercaya (trust) dan mampu menarik rasa suka masyarakat.

Tahap Penjajagan (Experimenting),

merupakan usaha mencari cara membangun keinginan para petani dengan melakukan pencarian terhadap kemiripan-kemiripan kebutuhan di antara para petani. Pada tahap ini, penyuluh pertanian diharapkan mampu menggali aspirasi masyarakat, mampu melihat hal-hal yang dinginkan oleh masyarakat, mampu mengidentifikasi faktor pendukung maupun faktor penghambat terbentuknya suatu kelompok. Dengan memperoleh informasi tentang apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, maka akan diketahui apakah masyarakat merasa butuh atau tidak akan adanya kelompok. Apabila masyarakat belum merasa butuh maka perlu dilakukan kembali penggugahan kesadaran atau kembali ke tahap awal (Initiating). Yang harus diperhatikan dan diusahakan oleh para penyuluh pertanian bahwa keberadaan kelompok harus merupakan keinginan dan kebutuhan yang datangnya dari masyarakat, untuk masyarakat, dan akan dikelola oleh masyarakat tani itu sendiri, jadi bukan merupakan paksaan atau pesanan pemerintah (top down). Pada tahap ini diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang sistem sosial masyarakat, termasuk untuk memperkirakan akibat-akibat yang mungkin akan timbul dari terbentuknya kelompok.

Tahap Penggiatan (Intensifying),

ditandai dengan adanya kecenderungan perubahan sikap. Artinya sebagian besar masyarakat tani merasakan sangat perlu dan setuju adanya wadah dalam mencapai tujuan mereka, maka penyuluh pertanian perlu secara terus menerus melaksanakan pendekatan kepada mereka melalui pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan secara formal maupun informal, seperti berkunjung dari rumah ke rumah, mengadakan pertemuan di Balai Pertemuan Desa, ataupun kegiatan lainnya yang dapat memperkokoh minat serta keinginan masyarakat tani dalam membentuk wadah kelompok. Pada tahap ini, informasi-informasi yang penting yang dibutuhkan para petani diusahakan harus selalu tersedia. Dapat juga dengan melakukan kegiatan studi banding yaitu dengan mengajak beberapa petani yang menjadi tokoh masyarakat mengadakan kunjungan ke tempat yang memiliki kelompok tani maju yang dapat dijadikan contoh.

Tahap Pengintegrasian (Integrating), setelah semakin terlihat adanya perubahan yang kuat pada sikap dan perilaku petani, penyuluh pertanian kiranya perlu memfasilitasi masyarakat tani untuk mengadakan pertemuan-pertemuan formal. Pertemuan-pertemuan ini penting dalam rangka membangun kesepahaman dan kesepakatan tentang pentingnya kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana bekerjasama, dan unit produksi. Diharapkan elemen-elemen yang terlibat dalam pertemuan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat desa, Penyuluh pertanian, Pemerintah Desa, Badan Perwakilan Desa, dan bila perlu melibatkan pula LSM-LSM, dunia usaha dan pihak lainnya yang terkait. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam dialog tersebut maka akan semakin banyak masukan dari berbagai sudut pandang yang dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran dan kesuksesan program kelompok apabila nantinya terbentuk, serta mempermudah pembinaan kelompok di masa mendatang.

Tahap Pengikatan (Bonding).

Dari pertemuan-pertemuan formal tadi maka dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk suatu kelompok tani. Pada tahap ini, para petani mengikrarkan kesepakatan dalam sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan penyusunan struktur organisasi kelompok, program kerja, penentuan sekretariat kelompok, sumber dana kegiatan dan lain sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan kelangsungan hidup kelompok.
[ Read More.. ]
x

join to my fans at facebook