Asalammualaikum Wr Wb
Salam Buat Sahabat Semua....
Sehabis Makan Sahur...Tidak Tahu Mau Tulis apa,,Akhirnya dapat ide...
Berdasarkan Pengalaman Saya Selama Menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Atau Petani Sering Panggil Kita Pak Mantri....he.....he
Pada Suatu Malam secara tidak sengaja saat browsing di Internet yang menemukan sebuah hasil paparan teknologi di Bidang Pertanian (Pompa Air Hidram) saya tertarik sekali dengan apa yang dijelaskan dalam Artikel dan Video tersebut..dalam hati saya inilah teknologi yang dapat membangkitkan usaha tani petani binaan saya. Karena Daerah tersebut merupakan Daerah Sawah Tadah Hujan karena di desa tersebut tersedia air yang berlimpah yang dialiri melalui sebuah sungai orang sering sebut Krueng Simpoe.
Dengan semangat 45 Pagi - Pagi saya langsung berangkat menunaikan kewajban saya sebagai PPL, sesampai saya di kantor saya langsung mengisi absensi dan tanpa menunggu lama saya langsung menuju ke WKP3K (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan). Dalam Hati, saya harus menemui Petani binaan saya secepatnya. Tepat seperti Dugaan saya di persimpangan Jalan mereka masih berkumpul di sebuah Warung Kopi dimana tradisi petani di WKP3K Binaan Saya suka berkumpul sebelum mereka berangkat ke kebun dan keladan masing - masing.
Dengan semangat bertubi - tubi saya langsung memakirkan Kereta Butut saya yang setia menemani saya selama menjadi PPL.
Asalammualaikum Teungku (sebutan untuk Orang laki - laki dewasa di Aceh) Mandum.....Pu Haba .....Ujar Saya
Wailaikum salam, Geut (Baik).....Piyoh Pak Mantri....Mereka menyambut saya dengan ramah tamah dan senyuman, ada seorang petani yang duduk di Sudut warung langsung menawarkan saya secangkir kopi..dalam dalam pikiran saya semulia ini kah...profesi sebagai PPL...mereka menyambut saya seperti tamu yang datang dari Negeri sebrang...satu persatu mereka mengulurkan tangan untuk bersalaman pada saya..inilah kemulian kita sebagai muslim, saling bersalaman dan mengucapkan salam.
Sambil menikmati secangkir kopik dan Sikrek Bada (Sepotong Pisang Goreng) saya memulai pembicaraan :
PPL : Pajan Tanyoe Rencana Ta Tren U Blang? (Kapan renacana kita turun kesawah)
Apa Dolah : Kiban Cara Tren Ublang Sedangkan Ujeun Hana Lom Na (Giman kita mau turun kesawah kalau Hujan Belum turun)
PPL : Peken Hana Ta Peuk Ie Pakek Mesen Pompa ie , Keu Ie Cukop Jai Bak Tanyoe...(Kenapa tidak diari saja pakai Mesin Pompa Air, sedangkan air tersedia dengan cukup di tempat kita)
Apa Raman : Kiban Cara Ta Peu Ek Ie, Sedangkan Mesen Pompa Ie Tanyoe Hana (Bagai mana mengairi, sedangkan Mesin Pompa Air Saja kita tidak punya)
PPL : Peuken Hana Neu Meurepe Bacut Sapoe...untuk ta sewa meusen nyan (Kenapa tidak bibuat tanggung renteng secara bersama untuk menyewa mesin air tersebut)
Apa Dolah : Hai. Pak Mantri, Kiban cara ta sewa meusen nyan untuk tabloe breuh dan kebutuhan si uroe - uroe kamoe menteng kureung ( Hai..Pak PPL bagaimana cara menyewakan mesin pompa air sedangkan untuk beli beras dan kebutuhan - sehari hari saja kami masih kekurangan.)
Apa Raman : Pu Na Bantuan Dari Pemerintah untuk Mesen Ie (Apa ada bantuan Mesin Pompa Air dari pemerintah)
PPL : untuk Thoen nyoe menurut loen tupu hana bantuan mesen pompa ie (Untuk Tahun ini setahu saya Tidak Ada Bantuan Pompa Air)
Apa Dolah : Kiban Cara Taneuk Pu ek Ie u blang , Sedangkan Bantuan dari pemerintah hana (Gima cara kita megairi ke sawah sedangkan Bantuan Pemerintah tidak ada.)
Apa Maun : Ta Peuk Ie Reut Langet Kadang (Kita Airi melalui langit mungkin) Apa Maun sambil meledeki, semua orang - orang di warung tertawa
PPL : Jinoe kana cara ta peuk ie ublang dengan pompa air tanpa listrik dan tanpa taboh minyeuk (Sekarang sudah ada cara mengairi sawah dengan pompa air tanpa listrik dan BBM) Apa Dolah, Apa Raman, Apa Mauh dan semua petani yang ada di warung terheran - heran)
Apa Maun : Han Mungken na pumpa ie Hana Pakek Minyek dan Listrek (Tidak mungkin ada pompa air tanpa menggunakan BBM dan Listrik)
PPL : Na hai Apa Maun, Nan Jih Pompa Hidram (Ada Hai Pak Maun, Namanya Pompa Hidram)
Apa Maun : Hai Pak Mantri, Beuk Nak Peu Nget Kamoe Beh..Dup noe ka umoe loen...goh lom na pompa ie yang hana suwah pakek Minyek dan Listrek (Hai..Pak PPL Jagan Coba menipu kami ya...Sedikit Nada Mengancam Saya ini sudah sudah tua dan belum pernah ada pompa air yang tidak memakai BBM dan Listrik)
PPL : Apa Maun, Zaman jino ka Cagieh...para ahli ka mampu geu cipta Mesin Pompa ie yang lagenyan rupa ( Pak Maun, zaman sekarang sudah canggih, para ahli sudah mampu menciptakan pompa air seperti itu)
Apa Maun : Kiban Cara Ta Peu Ek ie u langet menyoe hana bantuan mesen pompa ie yang pakek minyek dan pakek listrek? Pu tanyoe Tuhan ? (Gimana cara menaiki air ke langit kalau tidak melalui bantuan mesin pompa Air pakai BBM atau Listik? Apa Kita Tuhan? Apa Maun Meledekin lagi)
PPL : Apa Maun, Ken arti jih tanyoe Tuhan..Pompa Hidram nyan...di peuk ie dengan bantuan tekanan ie sit sehingga katup yang di pasang di dalam pumpa mampu di tulak ie kedeh uwa teuh (Pak Maun, bukan berarti kita tuhan, Pompa Hidram itu memompakan air keatas dengan bantuan tekanan air itu sendir sehingga air mampu di tolak ke atas)
Apa Maun : Apapun Neu Cerita Uroe nyoe Loen Han loen Pateh..(Apapun di ceritakan hari ini saya tidak percaya dalam hati saya, keras sekali sikap petani ini, tetapi itulah Tugas PPL kita harus tetap bersabar)
Saya harus merubah sikap apa maun....ikut cerita selanjutnya ...
Dalam Pengalaman Diatas saya mencoba membuat sebuah Rumor tentang sikap Apa Maun yang begitu aporiri dengan perkembangan teknologi....
" HUMOR UNTUK APA MAUN"
Ada seorang petani yang barusan menerima
pembayaran hasil panen padinya. Untuk sekedar menikmati hidup pak tani ingin
membelanjakan sebagian uangnya dan pergi jalan-jalan ke kota. Ia berencana
memberi kejutan kepada isteri tercinta dengan memberikan oleh-oleh dan baju.
Dengan percaya diri petani masuk ke sebuah mol
untuk belanja baju dan lain-lain. Setelah masuk mol pak tani sangat heran
melihat almari dari besi yang begitu besar beliau belum tahu kalau itu adalah
lift. Perhatiannya terus tertuju pada almari dari besi yang besar tersebut. Dia
heran ketika melihat lelaki tua masuk kedalamya. Dalam hati dia bertanya tanya:
“ buat apa orang tua kok masuk kedalam almari tersebut?”. Dia tunggu beberapa
saat, sampai ada seorang pemuda tampan keluar dari almari tersebut. Dari hasil
pengamatan beberapa saat tersebut dalam benak dia menyimpulkan bahwa almari
tersebut ternyata berfungsi untuk memudakan orang tua.
Tanpa berfikir panjang keesokan harinya pak tani
mengajak istrinya untuk diberi kejutan. Dia merahasiakan rencana tersebut
kepada isteri tercinta. Dalam hati dia berkata: “akhirnya terlaksana juga aku
punya istri muda dan cantik”. Istrinya diajak menuju mol tersebut, setelah
sampai mol dia menuju lift tadi dan segera istrinya disuruh masuk sendirian.
Sebenarnya istrinya nggak mau karena takut tetapi karena demi suami tercinta
akhirnya dia menurut juga masuk kedalam lift.
Pak tani tidak ikut masuk lift, dia hanya berdiri
didepan lift sambil berdebar-debar hatinya . Dalam hati bertanya: “menjadi
seperti apa ya istriku nanti?”. Setelah beberapa saat ada perempuan muda dan
cantik keluar dari lift tersebut. Tanpa pikir panjang pak tani langsung memeluk
dan menciumi wanita tadi sambil menangis terharu.
Apa yang terjadi selanjutnya? terka sendiri
saja……..he hehe…….
Ini hanyalah cerita fiktif belaka untuk
memberikan gambaran kepada petani betapa pentingya kita selalu mengikuti
perkembangan teknologi. Kita jangan apriori terhadap teknologi tertentu. Jika
ada teknologi baru kita wajib tahu dan wajib mencobanya. Siapa tahu dengan
teknologi tersebut akan terbuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan kita.
Selain itu kita juga wajib untuk selalu menuntut ilmu dan mencari informasi
teknologi-teknologi terbaru supaya kita tidak ketinggalan jaman.
Itulah sedikit rumor tentang apa pengalaman ditas....ikuti cerita selanjutnya