Penyuluh Kehutanan, Ujung Tombak Pembangunan Kehutanan
oleh Ady Shihang
Penyuluhan
kehutanan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta mengubah sikap dan perilaku masyarakat agar mau dan mampu
mendukung pembangunan kehutanan atas dasar iman dan taqwa kepada Tuhan
YME serta sadar akan pentingnya sumberdaya hutan bagi kehidupan manusia.
Mengingat pentingnya penyuluhan kehutanan, maka tugas Penyuluh
Kehutanan merupakan ujung tombak pembangunan kehutanan, yang bisa
berfungsi sebagai aktor perekat yang mampu menjembatani kepentingan
pemerintah dan kepentingan masyarakat. Peranan penyuluh kehutanan
menjadi sangat penting dan strategis sebagai mediator, inovator,
motivator maupun transformator yang akan merajut akar permasalahan di
dalam masyarakat.
Berdasarkan data bulan Maret 2011,
jumlah total penyuluh kehutanan sebanyak 3.770 orang, dimana penyuluh
kehutanan terampil sebanyak 2.570 orang dan tingkat ahli sebanyak 1.200
orang. Jumlah ini sangat kurang dan timpang apabila dibandingkan dengan
luas hutan Indonesia yang mencapai 136,8 juta ha. Bahkan untuk 5 tahun
kedepan, diperkirakan jumlah penyuluh kehutanan akan berkurang ± 20%,
jika tidak ada rekruitmen baru. Atas dasar pertimbangan dan pemikiran
bahwa penyuluh kehutanan merupakan kegiatan yang strategis untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengubah perilaku dan
sikap masyarakat agar mau dan mampu mendukung pembangunan kehutanan,
maka Kementerian Kehutanan akan menyelenggarakan Sosialisasi Penyuluhan
Kehutanan yang akan dilaksanakan pada 26 Mei 2011, bertempat di Ruang
Rimbawan I, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Dalam
sosialisasi yang mengambil tema “Revitalisasi Penyuluhan Kehutanan dalam
Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat”, juga akan diperkenalkan Unit
Eselon I baru Lingkup Kemenhut yaitu Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Kehutanan (BP2SDM). Terbentuknya BP2SDM ini, diharapkan akan bangkit
kembali sektor publik kehutanan dengan mengarusutamakan peran serta dan
pemberdayaan masyarakat.