Harga Kebutuhan Pokok Pekan ini di Seputaran Pasar Bireuen : Beras Rp.........Minyak Goreng Rp.......Gula Pasir Rp.........Cabe Merah Rp.........Bawang Merah Rp........Bawang Putih Rp...........

Jumat, 21 Desember 2012

Definisi, Falsafah dan Peran Penyuluhan Pertanian


berkelanjutan, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berguna dalam menunjang pembangunan pertanian. Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam peningkatan produktivitas para petani, namun dapat meningkatkan kemampuan mereka agar dapat lebih berperan dalam berbagai proses  pembangunan.
Penyuluhan pertanian meru­pakan faktor yang penting dalam me­wujudkan tujuan pembangunan perta­nian tersebut. Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan peranan utama penyuluhan di banyak negara pada masa lalu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani, namun sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.
Definisi Penyuluhan
Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat luas. Menurut Van den Ban dan  Hawkins  (1999) istilah penyuluhan dalam bahasa Belanda digunakan kata voorlichting yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Istilah ini digunakan pada masa kolonial bagi negara-negara jajahan Belanda, walau­pun sebenarnya penyuluhan diperlukan oleh kedua belah pihak. Namun, Jahi (Mardikanto, 1993) menye­butkan istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata “Extension” yang dipakai  secara meluas di banyak kala­ng­an. Extension itu sendiri, dalam ba­hasa aslinya dapat diartikan sebagai perluasan atau  penyebarluasan. Proses penyebarluasan yang dimaksud adalah proses peyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara   bertani dan berusahatani  demi ter­capainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kese­jahteraan keluarga atau masyarakat yang diupayakan melalui kegiatan pemba­ngunan pertanian.
Tujuan yang sebenarnya dari penyu­luhan pertanian adalah terjadinya pe­rubahan perilaku sasarannya. Sejalan dengan hal ini Syahyuti et al. (1999) menyebutkan tujuan yang ingin dicapai penyuluhan pertanian adalah  mengembangkan kemampuan petani secara bertahap agar memiliki tingkat pengetahuan yang semakin meningkat, perbendaharaan informasi yang memadai dan kemampuan meng­aplikasikan teknologi yang dibutuhkan sehingga akhirnya mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan  yang  terbaik  untuk  usahataninya. Jadi, penyuluhan pertanian bukan sekedar menyampaikan informasi kepada petani lalu berhenti, tetapi berlanjut sampai pada dampaknya yang ada efek per­bai­kan langsung yang menguntungkan.

Falsafah Penyuluhan Pertanian
Dahama dan Bhatnagar (Mardikanto, 1993) mengartikan falsafah sebagai landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan di dalam praktek.
Paulian (1987) menyatakan falsafah penyuluhan perta­nian diantaranya  adalah: Pertama, Be­lajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif; apa yang dikerjakan atau dialami sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani atau nelayan dan menjadi kebiasaan baru. Kedua, Belajar melalui pemecahan masalah yang dihadapi ada­lah praktis; kebiasaan mencari kemung­kinan-kemungkinan yang lebih baik dan menjadikan petani seseorang yang ber­prakarsa dan berswadaya. Ketiga, Ber­peranan dalam kegiatan-kegiatan  menimbulkan  kepercayaan akan kemam­puan diri sendiri, program pertanian untuk petani atau nelayan dan oleh  pe­tani atau nelayan akan menimbulkan partisipasi  masyarakat tani atau nelayan yang wajar.
Peran Penyuluhan Pertanian
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) peran utama penyuluhan pada masa lalu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani. Sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.
Secara rinci, Samsudin (1994) membagi peranan penyuluhan pertanian menjadi: (1) menyebarkan ilmu dan teknologi pertanian, (2) membantu petani dalam berbagai kegiatan usahatani, (3) membantu dalam rangka usaha meningkatkan pendapatan petani, (4) membantu petani untuk menambah kesejahteraan keluarganya, (5) mengusahakan suatu perangsang agar petani lebih aktif, (6) menjaga dan mengusahakan iklim sosial yang harmonis, agar petani dapat dengan aman  menjalankan  kegiatan  usahataninya, (7) mengumpulkan masalah-masalah dalam masyarakat tani untuk bahan penyusunan program penyuluhan pertanian.
Keberhasilan penyebaran suatu teknologi sebaiknya tidak terlepas dari peran penyuluh yang menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharu.  Menurut Rogers dan Schoemaker (1986) peranan yang dijalankan oleh agen pembaharu dalam menyebarkan inovasi antara lain: membangkitkan kebutuhan untuk berubah, mengadakan hubungan untuk perubahan, mengidentifikasi masalah sasaran, memotivasi dan merencanakan tindakan perubahan.
 REFERENSI
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Paulian. 1987. Vadecum Bimas Volume IV. Sekertariat Badan Pengendalian Bimas. Jakarta.
Rogers dan Schoemaker.  1986.  Memasyarakatkan Ide-ide Baru.  Surabaya: Usaha Nasional.
Samsudin S, U.1994. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung.
Syahyuti et al. 1999.  ‘Kajian  Kelembagaan Penyelenggaraan  Penyuluhan Pertanian Nasional’ dalam Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan KelembagaanPertanian. Penyunting (Ed.) Erizal et al.. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.




| Free Bussines? |

x

join to my fans at facebook