Seledri (Apium graveolens L. Dulce) termasuk dalam
famili Umbelliferae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
digunakan untuk penyedap dan penghias hidangan. Biji seledri juga digunakan
sebagai bumbu dan penyedap dan ekstrak minyak bijinya berkhasiat sebagai obat.
Apiin (apigenin 7– apiosilglukosida) adalah glukosida penghasil aroma daun
seledri dan umbi celeriac. Tanaman seledri dapat dibagi menjadi seledri
tangkai, seledri umbi dan seledri daun.
.
1. Persiapan Persemaian
Benih seledri disemai dulu
di persemaian. Perkecambahan seledri berlangsung sangat lambat dan memerlukan
waktu antara 7–12 hari. Benih seledri ditanam dangkal untuk mempercepat
pertumbuhan kecambah. Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman seledri bisa
dipindahkan ke lapangan. Keuntungan persemaian adalah kondisi tanaman lebih
sempurna, jarak tanam yang seragam, dapat mengurangi masukan input produksi
seperti pemupukan, irigasi, dan pengendalian OPT serta gulma.
2. Pengolahan Lahan
Tanah dicangkul sampai
gembur kemudian dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak tanam 50-70 cm
(antar barisan) x 12-20 cm (dalam barisan). Jumlah seledri di lapangan umumnya
berkisar antara 50 ribu-100 ribu tanaman per hektar. Bila pH
tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan
dosis 1,5 ton/ha, dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam. untuk budaya di
lahan pekarangan rumah yang sempit kita juga bisa menggunakan teknik budidya system
vertikultul
3. Pemupukan
Seledri membutuhkan zat
hara dalam jumlah banyak, khususnya nitrogen, yang diperlukan untuk produksi
biomassa yang besar. Karena itu untuk produksi seledri diperlukan tanah
yang sangat subur. Untuk budidaya seledri diperlukan pupuk
kandang sebanyak 20–30 ton/ha ditambah dengan N 300 kg, P 75 kg dan K 250
kg per hektar.
4. Pemeliharaan
Gulma harus segera
ditangani pada seledri yang ditanam dengan cara benih langsung karena
pertumbuhan kecambahnya sangat lambat, sehingga kadang pertumbuhan awalnya
tidak mampu bersaing dengan gulma.
5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT)
OPT yang menyerang tanaman seledri antara lain lalat pengorok
daun, bercak daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit
hawar serkospora, rebah kecambah, busuk akar, dan berbagai macam virus.
Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila
diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan dosis
yang sesuai petunjuk.
6. Panen dan Pascapanen
Tanaman seledri yang di tanam secara langsung
tanpa melalui pesemaian dapat dipanen pada umur 160–180 hari, sedangkan seledri
yang ditanam dari persemaian biasanya di panen pada umur 90–125 hari. Tanaman
seledri biasanya dipanen ketika sebagian besar tanaman dianggap telah mencapai
fase layak jual, tetapi ukuran yang agak beragam tidak dapat dihindari.
Penundaan panen dapat menyebabkan sebagian tanaman menjadi bergabus, sedangkan
panen yang terlalu dini berakibat sedikitnya tangkai daun yang berukuran besar.
Panen dilakukan dengan cara dicabut. Seledri daun memiliki musim tanam yang
lebih pendek, dan panen dapat dilakukan berulang kali jika daun dipotong cukup
tinggi di atas permukaan tanah untuk memungkinkan pertumbuhan kembali daun
baru. Produksi seledri dapat mencapai 40–70 ton/ha