BANDA ACEH - Nasib petani di Provinsi Aceh masih
jauh dari kesejahteraan, hal ini bisa dilihat dari perkembangan Nilai Tukar
Petani (NTP).
NTP Aceh pada Februari 2012 tercatat 105,08 atau hanya
tumbuh melambat yakni sebesar 0,07 persen dibanding NTP Januari 2012 yaitu
105,01. Pada bulan sama, inflasi pedesaan di Aceh juga tercatat 0,11 persen.
Kondisi NTP Aceh ini sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pertumbuhan NTP Sumatera Selatan pada bulan yang sama. NTP Provinsi tersebut tercatat tumbuh 1,13 persen sekaligus menjadi Provinsi dengan kenaikan NTP terbesar di nusantara pada Februari 2012.
Kondisi NTP Aceh ini sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pertumbuhan NTP Sumatera Selatan pada bulan yang sama. NTP Provinsi tersebut tercatat tumbuh 1,13 persen sekaligus menjadi Provinsi dengan kenaikan NTP terbesar di nusantara pada Februari 2012.
"Pemerintah atau instansi terkait sepertinya harus
lebih memperhatikan lagi sektor pertanian agar kesejahteraan petani semakin
meningkat," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Syeh Suhaimi
saat memaparkan berita resmi statistik pada pers di Banda Aceh, Kamis
(1/2/2012).
NTP yang diperoleh dari indeks harga diterima terhadap yang
dibayar petani, merupakan salah satu indikator melihat daya beli petani di
pedesaan. Menurut Suhaimi, kenaikan 0,07 persen NTP disebabkan indeks harga
diterima petani pada Februari 2012 naik sebesar 0,19 persen dibanding indeks
harga dibayar petani yang hanya tumbuh 0,13 persen.
Pada Februari lalu ada tiga subsektor pertanian Aceh
mengalami kenaikan yaitu tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat dan
perikanan. Kenaikan tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman pangan sebesar
1,19 persen. Sementara dua subsektor lain yaitu hortikultura dan peternakan
mengalami penurunan masing-masing 1,27 dan 0,24 persen.
Inflasi Pedesaan
Naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) pada Februari
2012 menyebabkan Provinsi Aceh mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,11 persen.
BPS Aceh merilis, IKRT Aceh pada Februari lalu menjadi 133,04 naik dari 132,89
pada bulan sebelumnya.
Ini terjadi karena naiknya harga barang dan jasa pada kelompok
sandang, kesehatan, makanan jadi, transportasi dan komunikasi yang mencapai
0,26 hingga 0,47 persen. Sementara kelompok perumahan, pendidikan, rekreasi dan
olahraga tercatat tutun sebesar 0,01 persen. (wdi)
sumber : http://economy.okezone.com