Jakarta – Sektor pertanian di
Tanah Air saat ini mengalami ancaman berupa semakin minimnya sumber daya
manusia (SDM) yang berkecimpung di bidang tersebut.
Fakta di lapangan
menunjukkan, banyak pemuda (kelompok manusia yang berada dalam rentang usia
16-30 tahun) yang memilih menjadi buruh alih-alih petani di daerahnya.
“Urbanisasi ke kota menjadi
buruh lebih menarik karena penghasilan selalu ada,” tutur Ketua Bidang Hubungan
Antar Lembaga Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI),
Manimbang Kahariady, dalam diskusi bertajuk “Peran Pemuda Dalam Pertanian” di
Jakarta, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut, Manimbang
menambahkan, alasan lain yang membuat pemuda enggan menjadi petani adalah
penghasilan yang tidak selalu ada. Di samping itu, petani harus menanggung
resiko akibat gagal panen yang disebabkan oleh penggunaan benih maupun pupuk
yang tidak tepat.
Secara keseluruhan,
Manimbang menilai masalah pertanian saat ini harus dicermati dari sisi internal
maupun ekstenal (dalam hal ini adalah isu-isu global). Dari sisi
internal, masalah pertanian saat ini meliputi pemodalan yang minim,
keterampilan, pengetahuan maupun pola pikir manajemen produksi yang belum
sampai pada tahapan profit oriented.
“Selama ini lebih kepada
cara hidup. Ini jelas memengaruhi motivasi bertani yang dapat menurun,
bahkan hilang,” ujar Manimbang. Sementara dari sisi eksternal, masalah
pertanian saat ini meliputi perubahan iklim yang ekstrem, kebijakan pemerintah
terkait impor bahan pangan, hingga kebijakan alih fungsi lahan produktif di sejumlah
daerah akibat semakin berkembangnya industri maupun pemukiman.
Terkait lahan, ini karena
kurangnya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah. Faktor internal dan
eksternal itu, lanjut Manimbang dapat menghambat kecukupan pangan. Oleh
karena itu, Manimbang menilai sudah saatnya seluruh pemegang kepentingan di
bidang pertanian dapat menguatkan komitmennya untuk menegakkan kedaulatan
pangan.
“Caranya adalah dengan
menjamin ketersediaan pangan dalam negeri sehingga kebutuhan masyarakat
Indonesia dapat terpenuhi,” imbuh Manimbang. [republika.co.id]